Gagasanwahidin sudirohusodo untuk menggalang bantuan dana bagi pelajar pelajar pribumi berprestasi yang tidak mampu melanjutkan sekolah, merupakan awal perkembangan dari?? a. tercapainya kemerdekaan RIb. keharmonisan bagi orang jawa dan madurac. kemudahan dalam melanjutkan sekolah bagi pribumid. peningkatan harkat dan martabat bangsa indonesia.. Question from @AlQuranHadis111 - Sekolah

Halo Rahmat, saya bantu jawab ya. Jawaban B. Pembahasan Wahidin Sudirohusodo adalah seorang dokter dan pembaharu pendidikan di Indonesia pada tahun 1900an. Pada saat menjadi masih menjadi mahasiswa di STOVIA, akhir tahun 1907 Soetomo bertemu dengan dr. Wahidin Sudirohusodo, pada pertemuan itu Wahidin menyampaikan gagasannya untuk membentuk dana pelajar studie fonds. Dana pelajar ini akan membantu membiayai pemuda pribumi yang cerdas namun tidak memiliki banyak dana untuk melanjutkan sekolah Menurut dr. Wahidin rakyat Indonesia harus cerdas terlebih dahulu untuk bisa membebaskan diri dari penindasan kaum penjajah. Dengan demikian, Tindakan saat ini yang tidak sesuai dengan gagasan Wahidin Sudirohusodo tentang pendidikan adalah B Indah ingin sekolah yang tinggi supaya menjadi karyawan di perusahaan terkenal. Terimakasih sudah bertanya, semoga bermanfaat ya UndangUndang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan. Sehingga ilmu yang di pelajari juga menjelaskan tentang lingkungan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Preview Soal Acak Ujian Tengah Semester 2 Genap MID UTS PKn SMP MTs Kelas 8. Tindakan masa kini yang tidak sesuai dengan gagasan Wahidin Sudirohusodo tentang pendidikan Dr. Wahidin Sudirohusodo merupakan dokter lulusan School tot Opleiding van Indische Artsen STOVIA. Sebagai orang yang senang dekat dengan rakyat pribumi, ia memahami berbagai macam penderitaan yang dirasakan mereka, terutama di bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan pendidikan yang diberikan oleh pemerintah kolonial Belanda sangatlah terbatas sehingga tidak seluruh rakyat pribumi dapat mengenyam pendidikan. Atas dasar ini, dr. Wahidin Sudirohusodo mengemukakan gagasan untuk memberikan beasiswa kepada pemuda-pemuda yang cerdas tetapi tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Gagasan yang disebut sebagai “dana pelajar” ini ia tawarkan kepada tokoh-tokoh masyarakat di Pulau Jawa namun kurang mendapatkan tanggapan. Akhirnya, gagasan itu dikemukakan kepada pelajar-pelajar STOVIA pada tahun 1907. Dr. Wahidin Sudirohusodo melontarkan gagasan bahwa perlu adanya sebuah organisasi yang bertujuan untuk memajukan pendidikan serta derajat bangsa. Gagasan ini disambut baik oleh para mahasiswa STOVIA sehingga dibentuklah organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Jadi, perjuangan dr. Wahidin Sudirohusodo pada masa pergerakan nasional adalah mengemukakan gagasan mengenai pentingnya pendidikan bagi masyarakat pribumi yang kurang mampu. Gagasan lainnya adalah mengenai pentingnya mendirikan sebuah organisasi yang bertujuan untuk memajukan pendidikan dan derajat bangsa. Gagasan itulah yang mendasari pembentukan Budi Utomo sebagai organisasi pertama pada masa pergerakan nasional.
DrWahidin Sudirohusodo adalah tokoh yang membidani lahir nya Budi Utomo melalui kegiatannya menghimpun dana beasiswa untuk memberikan pendidikan Barat kepada golongan priayi Jawa. Kegiatan yang dilakukan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo tersebut disambut oleh Soetomo, seorang mahasiswa School Tot Opleiding van Indische Arsten (Stovia).
- Wahidin Sudirohusodo adalah seorang dokter dan pembaharu pendidikan di Hindia Belanda. Ia ingin agar rakyat diberikan kesempatan yang luas untuk mengenyam pendidikan di sekolah. Gagasannya ini kemudian ia sampaikan kepada para pelajar STOVIA atau Sekolah dokter Jawa di Batavia. Di STOVIA, gagasan dari Wahidin pun diterima dengan tangan terbuka. Ia kemudian dianjurkan untuk mendirikan organisasi untuk memajukan pendidikan Indonesia. Organisasi tersebut bernama Budi Utomo, pada 20 Mei 1908. Oleh sebab itu, Wahidin kerap dianggap menjadi tokoh awal dalam Kebangkitan Nasional Indonesia. Baca juga Wilhelmus Zakaria Johannes Masa Muda, Kiprah, dan Akhir Hidup Kehidupan Wahidin Sudirohusodo lahir pada 7 Januari 1852 di Yogyakarta. Orang tuanya berdarah Bugis dan Makassar. Wahidin merupakan keturunan Priyayi Jawa. Ia juga keturunan dari Daeng Kraeng Nobo, seorang bangsawan dari Makassar yang berangkat ke Jawa. Pertama kali ia memulai pendidikannya di Sekolah Dasar di Yogyakarta. Kemudian, ia melanjutkan di Europeesche Lagere School di Yogyakarta, dan Sekolah Dokter Jawa di Jakarta. Peran dan Perjuangan Setelah ia lulus menjadi dokter, Wahidin sangat senang bergaul dengan rakyat biasa. Alhasil, ia menjadi tahu banyak tentang penderitaan rakyat. GagasanSoetomo mendirikan organisasi ini terinspirasi dari dokter Wahidin Sudirohusodo yang ingin meningkatkan martabat rakyat dan bangsa. Boedi Oetomo bertujuan untuk memajukan pengajaran, pertanian, peternakan, perdagangan, teknik dan industri, ilmu pengetahuan dan seni budaya bangsa Indonesia, hingga bidang politik. Tindakan masa kini yang sesuai dengan gagasan Dr. Wahidin Sudirohusodo tentang pendidikan adalah? bagi Ihsan, pendidikan akan membantunya keluar dari kemiskinan sehingga ia selalu belajar dengan serius di sekolah Fatha ingin sekolah yang tinggi agar menjadi seorang karyawan di perusahaan terkenal Rhadif merasa sangat sedih ketika melihat temannya putus sekolah karena tidak ada biaya Fauzan senantiasa membantu temannya yang kesulitan belajar di sekolah Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah A. bagi Ihsan, pendidikan akan membantunya keluar dari kemiskinan sehingga ia selalu belajar dengan serius di sekolah. Dilansir dari Ensiklopedia, tindakan masa kini yang sesuai dengan gagasan dr. wahidin sudirohusodo tentang pendidikan adalah bagi Ihsan, pendidikan akan membantunya keluar dari kemiskinan sehingga ia selalu belajar dengan serius di sekolah. [irp] Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. bagi Ihsan, pendidikan akan membantunya keluar dari kemiskinan sehingga ia selalu belajar dengan serius di sekolah adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban B. Fatha ingin sekolah yang tinggi agar menjadi seorang karyawan di perusahaan terkenal adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. [irp] Menurut saya jawaban C. Rhadif merasa sangat sedih ketika melihat temannya putus sekolah karena tidak ada biaya adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban D. Fauzan senantiasa membantu temannya yang kesulitan belajar di sekolah adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. [irp] Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah A. bagi Ihsan, pendidikan akan membantunya keluar dari kemiskinan sehingga ia selalu belajar dengan serius di sekolah. [irp] Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.
gagasan wahidin sudirohusodo tentang pendidikan
WahidinSudirohusodo sendiri adalah seorang alumni STOVIA yang sering berkeliling di kota-kota besar di Pulau Jawa untuk mengkampanyekan gagasannya mengenai bantuan dana bagi pelajar-pelajar pribumi berprestasi yang tidak mampu melanjutkan sekolah. Gagasan ini akhirnya beliau kemukakan kepada pelajar-pelajar STOVIA di Jakarta,dan ternyata

Jakarta Melanjutkan kumpulan tulisan Dokter Pejuang Kemerdekaan, setelah kemarin membahas tentang Dr. Moestopo, untuk edisi Sabtu 5/8/2017 akan membahas salah satu tokoh penting di balik berdirinya organisasi modern pertama di Indonesia, yaitu Dr. Wahidin Sudirohusodo. Nama Dokter Wahidin Sudirohusodo tidak bisa dilepaskan sebagai perjuang kemerdekaan Republik Indonesia. Dokter kelahiran kelahiran Desa Mlati, Yogyakarta, ini memegang peranan penting dalam sejarah bangsa. Lahir pada tanggal 7 Januari 1852, Dr Wahidin berasal dari orangtua berdarah Bugis dan Makassar. Mengutip Tokoh Indonesia, walau berasal dari keluarga berada, Dr Wahidin sangat senang bergaul dengan rakyat biasa. Dr Wahidin menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya di Yogyakarta. Dia lalu melanjutkan pendidikannya di Europeesche Lagere School yang juga berada di Yogyakarta. Selain memiliki keinginan belajar yang besar, Dr Wahidin juga memiliki kecintaan pada dunia medis. Dia lalu memutuskan untuk melanjutkan studinya ke sekolah dokter Jawa, atau dikenal juga sebagai School tot Opleiding van Inlandche Artsen STOVIA di Jakarta. Setelah berhasil menjadi dokter, Dr Wahidin kembali ke Yogyakarta. Dia berkeinginan untuk meringankan beban rakyat melalui profesinya sebagai dokter. Inilah yang membuatnya tidak pernah meminta bayaran sedikitpun. Karena sering bergaul dengan rakyat kecil, Dr Wahidin bisa melihat secara langsung bagaimana efek penjajahan Belanda, terutama pada rakyat miskin. Dr Wahidin lalu memiliki keinginan untuk membebaskan penderitaan rakyat. Salah satu caranya adalah melalui pendidikan. Dr Wahidin ingin agar rakyat diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengenyam pendidikan di sekolah. Dr Wahidin kemudian juga berusaha mendekati tokoh-tokoh masyarakat di kota Jawa. Hal ini dilakukannya agar bisa mengampanyekan keinginannya untuk mencerdaskan kehidupan rakyat. Usaha Dr Wahidin ini sempat tersendat, karena tidak semua tokoh memiliki pandangan yang sama dengannya. Tidak gentar, dia lalu membidik target yang lain. Dr Wahidin mulai mendekati para pelajar di STOVIA di Jakarta. Di STOVIA gagasan Dr Wahidin diterima dengan tangan terbuka. Dia lalu menganjurkan para pelajar STOVIA agar mendirikan organisasi yang bertujuan untuk memajukan pendidikan bagi rakyat Indonesia. Gagasan Dr Wahidin inilah yang mendorong terciptanya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Budi Utomo adalah organisasi modern pertama yang lahir di Indonesia. Walau bukan pendirinya, Dr Wahidin Sudirohusodo selalu dikaitkan dengan berdirinya Budi Utomo. Perjuangan Dr Wahidin bukan hanya itu saja. Pada tahun 1904 dia menerbitkan majalah Retna Doemilah, yang berarti penerangan. Majalah ini bertugas sebagai penyampai pesan bagi rakyat, bahwa pendidikan itu sangatlah penting. Dr Wahidin juga menerbitkan majalah Guru Desa yang menerangkan pentingnya kesehatan. Tujuannya adalah untuk melawan kepercayaan terhadap dukun dan tahayul yang masih banyak dipercayai rakyat kala itu. Dr Wahidin Sudirohusodo meninggal dunia pada tanggal 26 Mei 1917, di usia 65 tahun. Dia dimakamkan di Desa Mlati, tanah kelahirannya. Tanggal 6 November 1973 Dr Wahidin Sudirohusodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional sesuai dengan Keppres No. 88/TK/1973.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Padatanggal 26 Mei 1917, Dr Wahidin Sudirohusodo meninggal dunia. Meski rohnya telah pergi, namun, perjuangannya meninggalkan jejak yang berarti bagi Indonesia. Ia adalah inspirasi atas lahirnya kemerdekaan dan kebangkitan nasional Indonesia. Pria ini pun kemudian dimakamkan di desa Mlati, Yogyakarta, di tanah kelahirannya. - Budi Utomo terbilang menjadi organisasi pertama di Indonesia yang bersifat nasional serta modern. Hari terbentuknya Budi Utomo kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional, yaitu tanggal 20 Mei 1908. Beberapa tokoh pendiri Budi Utomo adalah Soetomo, Soeraji Tirtonegoro, Gunawan Mangunkusumo, dan lain-lain. Baca juga Raja-Raja Kerajaan Tarumanegara Pembentukan Waktu itu, Belanda masih berusaha menjajah Indonesia, sampai akhirnya Belanda mendapatkan tawaran sebuah Politik Etis. Politik Etis ini diberi untuk menyadarkan Belanda bahwa sudah seharusnya mereka berterima kasih kepada Indonesia karena sudah banyak mendapat keuntungan setelah puluhan tahun menduduki tahun 1907, Wahidin Sudirohusodo melakukan kunjungan ke sekolah almamaternya dan bertemu dengan para mahasiswa STOVIA. School tot Opleiding van Indische Artsen STOVIA adalah sekolah dokter untuk bumiputera atau penduduk asli Indonesia. Lalu, Wahidin menyerukan usulannya terkait membentuk organisasi yang dapat mengangkat derajat bangsa. Melalui gagasan tersebut, Sutomo dan teman-temannya pun berusaha mengembangkan gagasan itu sampai 20 Mei 1908, hari berdirinya Budi Utomo. Budi Utomo berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu bodhi atau budhi artinya keterbukaan jika, pikiran, kesadaran, akal, atau pengadilan. Tujuan Menyadarkan kedudukan masyarakat Jawa, Sunda, dan Madura pada diri sendiri. Berusaha meningkatkan kemajuan mata pencaharian serta penghidupan bangsa dengan memperdalam kesenian dan kebudayaan. Menjamin kehidupan sebagai bangsa yang terhormat Fokus pada masalah pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan. Membuka pemikiran penduduk Hindia seluruhnya tanpa melihat perbedaan keturunan, kelamin, dan agama. Baca juga Sekaten Asal Usul, Prosesi, Tradisi, dan Pantangan
SejarahIndonesia / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. VIII, 212 hlm. : ilus. ; 25 cm. o. id / ps Mengenai proses masuknya agama Kristen ke Indonesia ini dapat dikatakan dalam dua gelombang atau dua kurun waktu. Pertama dikatakan bahwa agama Kristen masuk di Indonesia sudah sejak

Di suatu hari yang tenang, tiba-tiba dokter Wahidin dikejutkan kedatangan pembantu salah satu tetangganya di Desa Gelaran, Gunung Kidul, Yogyakarta. Pembantu itu berjalan tergopoh dan menghampirinya. Ternyata pembantu itu mengadukan pertengkaran suami-istri, majikannya. Ia khawatir pertengkaran itu bisa meledak menjadi tindak laporan itu, Wahidin bergegas menuju rumah tetangganya. Ia memutar otak sebelum menghampiri tetangganya yang tengah bertengkar. Setelah mendapat ide yang pas, Wahidin ke luar menuju rumah tetangganya yang letaknya tidak terlalu tak langsung begitu saja masuk ke dalam rumah itu. Wahidin terlebih dahulu mengambil rute jalan memutar. Seolah-olah, ia terlihat baru pulang bepergian dan melintas di depan rumah tetangganya yang pintunya terbuka. Pasangan suami-istri itu pun langsung menghentikan cekcok mulut ketika sosok pria berpakaian sorjan dan blangkon itu persis melintas di depan pintu rumah mereka. “Wah, tumben Pak Dokter sampai sini?” sapa si suami pemilik rumah sembari tersenyum.“Oh, kebetulan saya dari jalan-jalan,” jawab Wahidin membalas senyuman. Setelah itu ia langsung berseloroh, “Sebenarnya saya ingin mencari kawan bermain pei semacam permainan kartu,” ucapnya lagi.“Sejak kemarin saya iseng jalan-jalan, tetapi tidak bertemu kawan main. Jadi, ayo kita main bersama, ajak juga istrimu,” pinta Wahidin lagi. Mau tak mau, pasangan suami-istri tersebut meladeni permintaan lalu bermain kartu pei sambil minum kopi. Di tengah permainan, Wahidin sangat lihai memancing obrolan dan pertanyaan kepada kedua tetangganya itu. Akhirnya mereka mengaku tengah bertengkar mengenai suatu masalah pelik. Wahidin dengan seksama mendengarkan pengakuan dari kedua tetangganya paham betul masalah yang tengah dihadapi mereka, Wahidin tersenyum, lalu ia mencarikan solusi sekaligus memberikan wejangan terhadap masalah yang dihadapi mereka. Mendengarkan nasehat, mereka pun lega menemukan jalan keluarnya. Permainan kartu pei pun berakhir dengan senyuman. Wahidin berhasil merukunkan kembali pasutri lainnya, ketika Wahidin mendapat curhatan seorang pemuda bernama Jayengkarsa yang bingung dipaksa menikah oleh orang tuanya. Jayengkarsa dan teman-temannya menghadap Wahidin, yang dianggap sebagai orang tua bijak di Yogyakarta itu. Wahidin tak secara langsung memberi petunjuk kepada malah bercerita soal cerita berbagai pengalaman orang dalam berumah tangga. Ada yang bernasib baik dan ada yang buruk. Dalam berumah tangga, menurut Wahidin kepada mereka, perlu bekal. Baik itu bekal ilmu, harta dan sebagainya. Tak lupa Wahidin menambahkan bahwa setiap orang, khususnya pemuda mempunyai kewajiban terhadap bangsa yang masih keterangan Wahidin yang panjang lebar itu, Jayengkarsa dan teman-temannya akhirnya menyimpulkan sendiri jawabannya. Jayengkarsa sadar bahwa dirinya belum berbuat banyak untuk masyarakat. Karena itu, dia memutuskan untuk menolak menikah, karena ingin berjuang untuk masyarakat terlebih dahulu. Dua kisah di atas merupakan sisi lain kehidupan tokoh pelopor semangat yang mengilhami berdirinya organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908 yang detikX cuplik dari buku Wahidin Soedirohoesodo, Sang Dokter Bangsa’ tulisan Yayan Rika Harari yang diterbitkan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2018.Meskipun pria kelahiran Desa Mlati, Sleman, Yogyakarta tanggal 7 Januari 1852 ini bukan termasuk pendiri Budi Utomo, namun, beberapa tahun sebelum kelahiran organisasi tersebut, Wahidin dengan gigih berkeliling Jawa menyebarkan gagasan memajukan pendidikan. Wahidin wafat pada 26 Mei 1917, tapi gagasan yang ditinggalkannya sangat berharga bagi bangsa Indonesia, termasuk sejumlah organisasi pemuda mendeklarasikan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.“Saya terkejut dan tertarik dengan perangai dan pikiran dokter tua ini… Saya berhadapan dengan Dokter Wahidin Soedirohoesodo yang berwajah tenang tapi tajam dan kepandaiannya mengeluarkan pikiran sangat berkesan pada saya. Suaranya yang jelas dan tenang membuka pikiran dan hati saya, membawa saya pada gagasan-gagasan baru dan membuka dunia baru yang meliputi jiwa saya yang terluka dan sakit,” ucap Dr. Soetomo dalam bukunya berjudul Kenang-kenangan Beberapa Kisah Penghidupan Orang yang Bersangkutan dengan Hidup Saya’ terbitan Sudirohusodo adalah putra Arjo Sudiro atau yang dikenal dengan panggilan Mbah Kruwis’, seorang petani kaya raya pada jamannya. Tapi Arjo tak pernah memanjakan anak-anaknya dengan kemewahan, termasuk Wahidin. Sejak kecil, Wahidin sering diajak ayahnya jalan-jalan keliling melihat kondisi di desanya, khususnya tetangga yang tengah dari buku Sejarah Pemikiran Indonesia Sampai dengan Tahun 1945’ yang disusun dan diterbitkan Direktorat Nilai Sejarah, Dirjen Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 2006, Arjo menamkan benih-benih rasa perikemanusian dan pentingnya pendidikan kepada anak-anaknya. Umur tujuh tahun Wahidin disekolahkan di Sekolah Angka Dua Sekolah Ongko Lora. Terus dilanjutkan ke Lagere School, yaitu Sekolah Rakjat berbahasa Belanda di sekolah di Tweede Europese School melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dokter Jawa, yang pada tahun 1902 berganti nama menjadi School tot Opleiding vor Indlandsche Arisen STOVIA di Batavia. Karena kecerdasannya, ia diangkat menjadi Asistent Leerar asisten dosen dan dikenal panggilan Dokter Mas Ngabehi dengan ayahnya, Wahidin berjuang meningkatkan derajat rakyat Indonesia dari keterbelakangan dan kemelaratan melalui pendidikan. Menurutnya ada dua hal penting yang perlu dilakukan dalam perjuangan, yaitu memberikan pengajaran yang sebaik-baiknya kepada rakyat dan memperdalam kesadaran nasional. Dengan adanyakesadaran nasional maka perasaan cintaterhadap bangsa akan tumbuh subur, sehingga akan tumbuh pula perasaan tanggungjawab terhadap rakyat danbangsanya. Pada tahun 1890-an, Wahidin menerbitkan majalah bernama Retno Doemilah’. Majalah ini terbit dua kali dalam seminggu dan terbit dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Jawa dan Bahasa Melayu Indonesia. Hebatnya, majalah ini sampai memiliki agen penjualan di Elsbach St Quentin, Paris. Melalui majalahnya itu, Wahidin menyadarkan rakyat tentang pentingnya pendidikan. Selain itu, Wahidin juga menerbitkan majalah Goeroe Desa’.Selain itu, Wahidin membuat beasiswa studiefonds bagi anak-anak desa yang cerdas untuk bersekolah. Dana awal beasiswa studiefonds berasal dari keuangan Wahidin sendiri, baru kemudian dana studiefonds diambil dari potongan gaji pegawai negeri. Pada tahun 1895, Wahidin pernah pula mendirikan pabrik sabun secara untuk memperkenalkan cara hidup mandiri dan ekonomis. Dengan membuat sabun sendiri paling tidak kita dapat memenuhi salah satu kebutuhan penting tanpa bergantung kepada orang lain. Tentu saja akan lebih hemat membuat sabun sendiri daripada membeli. Tetapi sayang usaha pembuatan sabun ini tidak bertahan lama, karena kemudian pabrik ini pun merupakan sosok ayah yang bijaksana, lembut, dan mementingkan pendidikan. Namun, ia membebaskan putra-putranya dalam memilih pendidikannya. Dia tidak mengharuskan putra-putranya mengikuti jejaknya menjadi dokter. Yang penting adalah mereka harus Dokter Wahidin itu tak hanya dirasakan oleh anak-anaknya sendiri. Anak-anak di desanya juga merasakan kebaikannya. Salah satunya adalah anak yang bernama Mulyotaruno. Anak itu sering bermain ke rumah Wahidin. Dia sangat akrab dengan keluarga Wahidin dan kemudian diangkat sebagai kemudian disekolahkan ke Kweekschool Muntilan. Kweekschool adalah sekolah khusus untuk menjadi guru. Mulyotaruno yang hanya lulusan sekolah rakyat merasa beruntung. Tanpa dorongan dan bantuan keluarga Wahidin, dia mungkin tidak akan bisa melanjutkan sekolahnya. Kemudian, karena pandai, setelah tamat dari Kweekschool, dia melanjutkan ke STOVIA hingga lulus menjadi dengan berbagai cara, Dokter Wahidin berusaha meningkatkan pendidikan bagi bangsanya. Dia tidak segan-segan berkorban dan membantu orang-orang disekitarnya agar mereka mendapatkan pendidikan.

wUNxb.
  • bevca1v4ug.pages.dev/985
  • bevca1v4ug.pages.dev/792
  • bevca1v4ug.pages.dev/910
  • bevca1v4ug.pages.dev/555
  • bevca1v4ug.pages.dev/91
  • bevca1v4ug.pages.dev/506
  • bevca1v4ug.pages.dev/54
  • bevca1v4ug.pages.dev/469
  • bevca1v4ug.pages.dev/591
  • gagasan wahidin sudirohusodo tentang pendidikan