Ingat berapa gajimu ketika pertama kali bekerja? Saat itu, kamu masih fresh graduate. Belum memiliki pengalaman kerja. Mungkin kebanyakan gaji fresh graduate mengikuti besaran upah minimum. Kalau sekarang, Upah Minimum Provinsi UMP DKI Jakarta sebesar Rp 4,2 jutaan. Nominalnya berbeda di setiap provinsi. Tapi ada juga fresh graduate yang menerima gaji di atas upah minimum, atau bahkan di bawahnya. Kamu aliran yang mana nih? Besaran gaji ini biasanya tergantung negosiasimu saat wawancara kerja. Tergantung pula standar perusahaan tersebut. Sebab standar gaji fresh graduate di perusahaan ritel pasti lebih rendah dibanding perusahaan tambang. Standar gaji di perusahaan bisa kamu cari tahu lewat berbagai cara, salah satunya melalui situs informasi gaji. Bisa juga bertanya pada teman, maupun dari threat komunitas atau forum di internet. Dengan begitu, kamu bisa menghitung dan menentukan besaran gaji yang diharapkan. Tidak terlalu ketinggian, tapi tidak rendah juga. Bagaimana kalau fresh graduate sudah kadung nyemplung bekerja dengan gaji kecil? Apakah harus tetap bertahan atau malah resign kerja? Baca Juga Buat CV Kamu Seperti Ini, Pasti Cepat Diterima Kerja Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya! Bandingkan Produk Kartu Kredit Terbaik! Bertahan Kerja Fresh graduate punya pilihan untuk bertahan kerja meski gaji kecil Meski gaji kecil, kamu dapat memutuskan bertahan kerja pada satu perusahaan apabila Memiliki kesempatan untuk berkembang Walaupun fresh graduate, kamu punya kesempatan yang sama dengan karyawan senior lain untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian, serta pengembangan potensi. Tidak pilih kasih, semua diperlakukan sama. Contohnya dibekali pelatihan atau training, dipercaya untuk menangani klien penting, bebas mengaktualisasi diri pada projek-projek perusahaan, maupun program beasiswa S2 di perguruan tinggi dalam atau luar negeri dari perusahaan. Gaji kecil tidak masalah asal keterampilan dan keahlianmu meningkat, produktivitas naik, dan punya banyak pengalaman hebat sehingga dapat menambah portofolio pekerjaanmu. Paling penting, semua pengalaman itu akan menjadi cerita dalam perjalanan kariermu. Jenjang karier yang jelas Banyak orang bekerja untuk mencapai kesuksesan karier. Misalnya sudah bekerja 5 tahun atau lebih, berpeluang naik jabatan dari staf menjadi supervisor, manajer atau kepala bagian. Bagi karyawan berprestasi, bisa mendapat promosi jabatan atau kenaikan pangkat. Itulah contoh aturan jenjang karier yang dimaksud. Jenjang karier tersebut betul-betul diimplementasikan perusahaan. Dengan begitu, gaji kecil dapat dikompensasi dengan jenjang karier tersebut. Sehingga kamu punya kesempatan untuk naik jabatan dan peningkatan gaji di perusahaan yang sama. Ada penghargaan atau apresiasi Gaji boleh kecil, tapi kalau ada perintilan lain seperti bonus tahunan atau setiap kali perusahaan ulang tahun, pasti bikin betah karyawan. Ada perusahaan yang memberi standar gaji kecil, namun berani memberi bonus tinggi. Jumlahnya bisa 3 kali lipat dari gaji pokok. Biasanya diberikan kepada karyawan atas penilaian kinerja setiap tahun. Bentuk apresiasi lain, misalnya bonus jalan-jalan ke luar negeri jika berhasil menggolkan projek besar atau mencapai target perusahaan. Punya bos dan rekan kerja super baik Tidak munafik, orang bekerja untuk mencari uang. Tapi meski gaji kecil, kalau dikelilingi bos dan rekan kerja yang baik, rasanya enjoy saja. Di kantor sudah seperti keluarga. Saling membantu dan menghargai satu sama lain. Kebersamaan ini yang tak bisa diganti dengan rupiah. Menyukai bidang pekerjaannya Kalau suka dengan bidang pekerjaan yang digeluti, lebih baik bertahan. Itu akan membuatmu bersemangat mengerjakannya walaupun bayarannya kecil. Kendati demikian, jangan sampai terjebak pada zona nyaman. Buat dirimu tertantang mencoba hal-hal baru. Tidak harus pindah bagian atau bidang pekerjaan. Kamu dapat mencetuskan ide-ide segar untuk pengembangan di divisimu. Otomatis kamu juga akan terlibat dalam projek baru tersebut. Baca Juga Kata Kata Motivasi Hidup Terbaik untuk Buat Hidup Kamu Lebih Semangat Resign Kerja Fresh graduate dapat memilih resign jika mengalami situasi seperti ini Sudah gaji kecil, tapi tidak ada apresiasi, jenjang karier tidak jelas, lingkungan kerja toxic semua, mending resign kerja. Selain itu, lebih baik kamu pindah ke perusahaan lain, apabila Punya tim kerja bobrok Apa yang bisa diandalkan dari tim kerja yang tidak kompak? Nothing. Kamu kerja keras, tapi temanmu cuma mau enak saja. Beban kerjamu lebih banyak dibanding mereka. Padahal gaji sama. Jadi tidak seimbang. Sementara atasan, cuek bebek. Tidak peduli dengan apa yang terjadi pada anak buahnya. Yang penting pekerjaan selesai. Muak rasanya. Daripada makan hatiā terus, mending resign saja. Terbebas dari tim bobrok. Biarkan mereka yang menanggung beban pekerjaan setelah kamu hengkang. Dapat tawaran kerja dengan gaji lebih besar Jika di tengah perjalanan, kamu mendapatkan tawaran pekerjaan dengan gaji lebih besar, kenapa ditolak? Terima saja walaupun belum ada setahun kamu bekerja di satu perusahaan. Tentunya dengan berbagai pertimbangan yang matang. Biasanya kalau dibajakā atau ditawari, kamu punya bargaining atau posisi tawar yang tinggi sehingga saat negosiasi gaji, bisa pasang angka cukup besar. Aturan perusahaan seenaknya Tak sedikit perusahaan yang membuat aturan seenaknya saja. Misalnya aturan potong gaji atau potong cuti buat karyawan yang tidak masuk kantor. Ini menjadi dilema berat bagi karyawan. Izin tidak hadir, konsekuensinya potong gaji atau potong cuti tahunan. Kalau potong gaji, wong gaji sudah kecil pakai dipotong segala. Jika potong cuti, ya otomatis cuti tahunanmu akan berkurang. Seharusnya aturan ini diterapkan buat mereka yang tidak masuk tanpa izin. Jangan disamaratakan. āKerja rodiā Bekerja setiap hari dari jam ketemu jam. Tidak ada uang lemburan atau tambahan upah. Gaji cuma take home pay. Pokoknya kerja rodiā banget. Rasanya seperti tidak punya kehidupan lain, selain bekerja. Jika sudah begini, apalagi yang harus dipertahankan? Lebih baik resign kerja, dibanding terus jadi robot hidup.ā Itu namanya sudah tidak manusiawi. Kejar Pengalaman Dulu, Gaji akan Mengikuti Buat fresh graduate, perjalanan kariermu masih panjang. Sebaiknya kalau baru pertama kali bekerja, bertahan saja dulu minimal setahun apapun situasi dan kondisinya di perusahaan. Tujuannya untuk menambah pengalaman kerja. Karena umumnya perusahaan mencari kandidat dengan kriteria minimal satu tahun bekerja pada bidang yang dilamar. Jika sudah punya pengalaman kerja, maka gaji tinggi akan mengikuti dengan sendirinya. Baca Juga Kena PHK Akibat Corona? Segini Besaran Uang Pesangon yang Jadi Hak Pekerja
Darirumah, bisa jadi DIRECTOR! Bersyukur sekali bisa dipertemukan dengan dāBC Network , Komunitas yang sangat memberikan energi positif di perjalanan hidup saya. Menjadi bunda yang bekerja dari rumah merupakan jalan ALLah yg sangat berkah bagi saya, dimana mendampingi anak-anak saat sehat maupun saat diberi sakit oleh Allah, melihat tumbuhSiapa pun orangnya, pasti menginginkan gaji yang besar. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan dan juga semua keinginan. Namun apakah Anda juga pernah bahkan sering mendengar keluhan di sekeliling Anda bahwa gaji yang diterima tiap bulan tidak pernah cukup, bahkan hanya pas untuk membiayai kebutuhan pokok saja. Bahkan lebih ironis lagi ketika sebagian orang yang punya pekerjaan tetap namun masih harus ānombokā alias berutang kiri-kanan untuk memenuhi kebutuhan tak jarang terjadi. Padahal gaji pas-pasan sekalipun sejatinya tidak sepenuhnya benar untuk dalih sulit mencukupi kebutuhan pokok. Terlebih lagi beranggapan bahwa kebutuhan hidup cukup sulit dipenuhi selama hanya jadi karyawan. Sebab jika dipelajari lebih dalam dengan melakukan pengaturan keuangan dengan baik, menjadi karyawan juga bisa kok untuk menutup kebutuhan, dan bisa menabung dengan baik. Bahkan sebenarnya dengan pendapatan yang tetap itu, maka perencanaan keuangan pun lebih mudah pengaturannya. Maka dari itu, cobalah untuk menghindari beberapa alasan yang membuat gaji terasa selalu kurang, dan kenali penyebabnya. Berikut penyebab kenapa gaji bulanan Anda selalu terasa kurang, di antaranya Bingung Cari Produk Kredit Tanpa Agunan Terbaik? Cermati punya solusinya! Bandingkan Produk KTA Terbaik! 1. Gaya Hidup Hedonā Belanja memang menyenangkan tapi harus dikontrol juga Gaya hidup hedonisme memang identik dengan konsumtif. Perilaku yang suka menghambur-hamburkan uang alias boros ini tak lepas dari sifat konsumtifnya akan segala hal yang diinginkan, tanpa berpikir panjang. Sikap konsumtif sudah pasti bertolak belakang dengan produktif. Maka berapapun uang yang ada, tidak akan pernah cukup bila kita memiliki gaya hidup yang hedonā ini. Gaya hidup ini seringkali tidak memperhatikan mana yang prioritas dan mana yang tidak. Asal ingin memiliki suatu barang atau sekedar mengikuti tren yang ada, tanpa berpikir panjang, semuanya dibeli. Menghabiskan waktu setiap ada kesempatan untuk cuci mata di mall dan memanjakan diri dengan produk-produk yang sebenarnya tidak dibutuhkan akan menguras cepat menguras dompet dengan cepat. Tahu kah Anda, wisata kuliner yang berlebihan itu pun sebenarnya juga gaya hidup hedonā. Sebab harga jual makanan itu pun umumnya tidak semurah bila kita membeli bahan-bahan makanan untuk memasak sendiri. Satu porsi untuk sekali makan saja, harganya bisa puluhan ribu. Belum lagi di tempat-tempat yang dibilang prestisius. Anggap saja harga Fish and Chip satu porsi 1 Minggu 7 porsi x = 1 Bulan 30 porsi x = 1 Tahun 365 porsi x = Ilustrasi itu hanya satu menu pokok saja. Belum lagi dengan aneka macam minuman dan makanan ringan lainnya yang rata-rata harganya juga relatif cukup mahal. Jadi mengejar dan menikmati kesenangan dari materi sebagai tujuan utama dalam hidup ini adalah yang sebenarnya bisa membuat berapa pun gaji diterima akan terasa kurang terus. Jadi, bijaklah membelanjakan uang Anda dengan tidak membeli barang yang tidak perlu. Jauhkan dari hanya sekedar inginā ketika pergi ke pusat perbelanjaan dan tempat-tempat kuliner. 2. Kebiasaan Merokok dan Minum Alkohol Merokok merugikan kesehatan juga kantong Anda Musuh pertama dari sikap hidup hemat adalah gaya hidup kita sendiri. Salah satu gaya hidup orang yang sebenarnya buruk dan jelas berdampak langsung bagi kesehatan adalah kebiasaan merokok. Setidaknya bila masih terus hendak memelihara kebiasaan merokok maka perhatikan hitungan berikut ini 1 bungkus rokok 1 Minggu 7 bungkus x = 1 Bulan 30 bungkus x = 1 Tahun 365 bungkus rokok x = Perhitungan ini adalah asumsi dasar bahwa dalam sehari, seorang perokok bisa menghabiskan satu bungkus rokok. Kelihatannya mungkin kecil tapi pada dasarnya ini sama saja dengan 20 % dari gaji perbulan yang didapatkan, dengan asumsi gaji adalah per bulan. Tentu kalkulasi ini terus bertambah bila jumlah bungkus rokok yang dihabiskan lebih banyak. Ini hanya satu kebiasaan buruk saja, bayangkan bila ditambah dengan kebiasaan buruk lainnya. Begitu juga dengan kebiasaan mengonsumsi minuman alkohol. Selain dampaknya yang buruk bagi kesehatan yang ujung-ujungnya juga bisa menelan biaya perawatan dan pengobatan apabila mengidap suatu penyakit akibat minuman ini, alkohol juga dikenal dengan harganya yang tidak semurah minuman ringan. 3. Tidak Bisa Membedakan Mana Irit dan Mana Yang Pelit Mobil tergores āJangan sampai mau untung malah buntungā, ada yang bilang demikian. Terkadang sikap demikan kerap terjadi. Maksudnya ingin irit, malahan terkesan pelit yang ujung-ujungnya jadi rugi lebih banyak. Sebagai contoh adalah kasus parkir liar, karena orang enggan membayar lebih mahal untuk parkir resmi. Kelihatannya memang murah, karena hanya 2000 sekali parkir, tapi bila dikalikan tentu bisa jadi besar. Ini hanya dari segi biaya parkirnya, yang tidak kelihatan justru adalah risikonya, karena bisa jadi mobil terserempet kendaraan lain, tertabrak, dan yang lebih parah adalah hilang karena dicuri. Baca Juga Cara Memilih Asuransi Kendaraan dengan Tepat 4. Obsesi Mengejar Obralā dan Diskon Mengejar produk yang diobral murah Hal lain yang juga perlu dikenali gemar mencari barang-barang yang diobral murah atau potongan harga dengan model diskon. Ini memang memberikan keuntungan bila barang yang sedang didiskon tersebut memang produk yang dibutuhkan. Namun kebiasaan mengejar diskon ini juga tak selalu baik. Sebab akan mendorong untuk membeli barang tersebut meski sebenarnya tidak diperlukan. Terlebih lagi bia menjadi tergiur untuk membeli dengan jumlah yang banyak. Dan yang perlu diperhatikan lagi, sesungguhnya harga-harga barang yang didiskon itu tidak selalu benar-benar murah. Tidak sedikit pula sebenarnya harga tersebut sudah dinaikkan terlebih dahulu baru dibanderol dengan label diskon sekian persen, hanya untuk menarik keinginan konsumen untuk membelinya. Bagaimanapun juga model diskon juga kerap sebagai strategi marketing saja. Memanfaatkan efek psikologis orang untuk tidak enggan membelanjakan uangnya. Jadi cermat dalam melihat promo-promo sangat penting agar tak sekedar tergoda dengan promo semu yang ditawarkan. Sebab barang diskon dari cuci gudang terkadang jumlahnya terbatas, ada kemungkinan mendapatkan yang berkualitas rendah. 5. Tidak Paham Layanan Keuangan Manfaatkan layanan keuangan yang ada Data dari World Bank menunjukan bahwa 49% masyarakat Indonesia masih belum tersentuh dan tidak mengerti pentingnya layanan finansial perbankan. Alasannya pun bermacam-macam, 79% mengatakan tidak memiliki layanan perbankan, termasuk juga tentunya rekening bank, dan sisanya mengatakan alasan lain-lain, termasuk tidak merasa mendapat manfaat dari menabung, tidak punya pekerjaan tetap sehingga perlu rekening sebagai sarana pay roll dari bank dan sejenisnya. Ini tentu mengejutkan, karena dengan demikian maka ada kemungkinan banyak masyarakat yang belum melek terhadap pentingnya layanan finansial. Padahal memahami adanya layanan finansial ini memberikan banyak manfaat sebagai pengelola keuangan lebih baik. 6. Selalu Defisit Paling tidak enak bukan bila punya utang? Defisit keuangan terjadi ketika pendapatan tidak sebesar pengeluaran. Peribahasa besar pasak daripada tiangā ini merupakan bencana keuangan. Bagaimana tidak? Sebab pendapatan yang diperoleh setiap bulannya ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok dan masih harus mencari pinjaman sana-sini untuk menutupnya. Gaji bulanan pun seolah hanya numpan lewat saja. Padahal kebutuhan untuk masa depan sangat penting untuk dipersiapkan dari sebelumnya. Untuk itu bijak menggunakan pendapatan dan cermat dalam membelanjaan sangat penting diperhatikan bila tidak ingin hanya gali lobang tutup lobang, pinjam uang tutup utangā. 7. Enggan Buat Anggaran Perbulan dan Tak Sadari Pentingnya Investasi Kenali investasi dan nikmati manfaatnya Meski layanan investasi dan panduan dalam membuat anggaran bulanan sudah banyak ditemukan, namun nyatanya tidak sedikit yang masih belum memanfaatkannya. Padahal dengan membuat pos anggaran per bulan dengan baik, maka akan melatih diri untuk disiplin dan bijak menggunakan penghasilan. Begitu juga dengan investasi, tak sedikit orang masih menganggap bahwa menabung saja sudah cukup, padahal ada faktor lain seperti misalnya inflasi dan gangguan finansial makro lainnya. Dengan memanfaatkan layanan investasi, artinya kita memutar uang kita untuk lebih berkembang dan mendapatkan untung lebih. Sehingga uang tidak hanya berdiam di dalam dompet atau di bawah bantal saja, tapi dimanfaatkan untuk memperoleh return yang tinggi. Tentu yang harus diperhatikan juga adalah memilih instrumen investasi yang baik dan aman serta nyaman sesuai keinginan. Baca Juga Inilah 7 Produk Investasi Pilihan Beserta Kelebihan dan Kekurangannya 8. Menganggap Sepele Asuransi Jadikan diri merasa aman dan nyaman karena terlindungi oleh asuransi Jangan sekali-kali menyepelekan pentingnya memiliki asuransi, baik kesehatan maupun asuransi jiwa. Tentu hidup aman-aman saja dan terhindar dari sakit dan penyakit itu harapan semua orang. Namun kita tidak pernah tahu kapan sakit atau bencana itu datang menghampiri. Sudah pasti mengantisipasi atau mempersiapkan diri dengan segala kemungkinan itu penting daripada tidak sama sekali. Bisa dibayangkan ketika ketika sakit, biaya perawatan dan pengobatan tidaklah murah. Bila memiliki asuransi, maka beban tagihan itu bisa dilindungi oleh asuransi. Bila tidak, bisa-bisa seluruh harta benda dijual hanya untuk biaya pengobatan. 9. Punya Terlalu Banyak Kartu Kredit dan Minim Bayar Tagihan Jangan terlalu banyak kartu kredit bila tak ingin pusing membayar tagihannya Punya kartu kredit sebenarnya adalah keuntungan, asal tau cara mengelola dengan benar. Bila tidak, maka akan jadi bencana keuangan, apalagi bila sudah sukses aplikasi kartu kredit yang pertama. Selanjutnya bisa kecanduan dengan kemudahannya, dan akhirnya terus mengajukan hingga terlalu banyak pegang kartu kredit. Sementara itu, kemampuan membayar tagihan kartu kredit hanya sampai batas jumlah minimum, tidak termasuk bunga cicilan tagihan kartu kreditnya. Padahal yang demikian akan memperparah keuangan. Pasalnya, bila belum lunas tagihan di bulan sebelumnya akan diakumulasikan di bulan berikutnya. Semakin menunggak maka semakin besar pula bunga yang harus dibayarkan. Nah, kebayang kan bila jumlah kartu kreditnya banyak? Gaji akan Cukup dengan Cermat Mengelola Keuangan Setiap bulan, selalu saja merasa gaji yang diterima tidak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan. Jika gaji kecil, tampaknya wajar saja bila banyak hal yang tidak bisa dipenuhi. Alih-alih bisa merasa sejahtera, tidak mengalami defisit dan gali lubang tutup lubangā saja sudah untung. Namun berbeda halnya bila sebenarnya gaji yang diterima sudah cukup lumayan, terlebih lagi bila jumlahnya besar. Selain bisa memenuhi kebutuhan pokok, tentunya juga ada uang lebih untuk sesuatu yang lain. Namun tak jarang meski gaji sudah besar, tapi rasanya tetap saja kekurangan uang menjelang akhir bulan. Nah, kondisi seperti ini menunjukkan bahwa ada yang salah dalam pengelolaan keuangan Anda. Bijak dalam mengelola keuangan pribadi dengan tahu alasan-alasan di atas adalah sumber dari kecukupan keuangan dari gaji setiap bulannya. Selain itu, juga akan menghindarkan diri dari stres yang mengganggu kesehatan yang ujungnya akan mengganggu keuangan bisa sakit. Untuk itu mulailah dengan cermat menggunakan gaji bulanan Anda bila tidak ingin selalu kesulitan tiap akhir bulan. Sehingga gaji bulanan pun akan terasa menjadi suatu hal yang patut disyukuri. Baca Juga Tips Cerdas Menjalankan Resolusi Keuangan
Untukyang bergaji kecil, yaitu di bawah Rp2 juta per bulan, tetap bisa menyisihkan pendapatan untuk ditabung. Asalkan tahu trik-triknya. Mau tahu caranya? Pertama, bikin dua