Pontianak ANTARA - Harga Tandan Buah Segar TBS sawit di Kalbar terus mengalami tren kenaikan dan untuk periode II Oktober 2021 harga sudah tembus per kilogram. "Saat ini harga sawit mulai TBS, CPO dan PK sedang baik - baiknya. Harga terus mengalami tren kenaikan. Untuk Periode II Oktober 2021 harga TBS sawit sendiri sudah mencapai per kilogram," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, M. Munsif di Pontianak, Sabtu. Ia menyebutkan untuk minyak mentah sawit atau CPO sendiri saat ini sudah mencapai per kilogram. Sedangkan untuk inti sawit atau PK sudah mencapai per kilogram. "Tentu harapan bersama harga terus naik. Dengan naiknya harga sawit tentu berdampak langsung ke petani dan ekonomi daerah," jelas dia. Ia menjelaskan bahwa Kenaikan ini dipengaruhi pasar dunia yang terus membaik. Kemudian harga sawit yang saat ini menunjukkan tren positif itu juga dipengaruhi penyerapan biodisel dari pasar dalam negeri. Melalui program B30, penyerapan CPO semakin meningkat sehingga berdampak pada harganya. "Kami optimis tren positif ini berlanjut mengingat program B30 mendapatkan dukungan yang besar dari pemerintah. Apalagi program biodiesel dari sawit ini akan ditingkatkan lagi menjadi B50 hingga mungkin sampai B100. Kembali dengan adanya kenaikan harga sawit, baik itu TBS, CPO, hingga PKO sangat berdampak pada kesejahteraan petani di Kalbar. Ekonomi daerah semakin tumbuh dan berdampak luas di sektor lainnya," kata dia. Sebelumnya, terkait Nilai Tukar Petani NTP di Kalbar sebagaimana data BPS Kalbar bahwa pada September 2021 sebesar 134,25 poin naik 2,83 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 130,56 poin. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani It naik 2,96 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar Ib petani naik 0,13 persen. Sementara, khusus untuk NTP Tanaman Perkebunan Rakyat NTPR pada September 2021 terjadi kenaikan NTPR sebesar 3,67 persen. Hal ini terjadi karena It meningkat sebesar 3,86 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib sebesar 0,18 persen. Peningkatan It September 2021 disebabkan oleh naiknya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat khususnya komoditas kelapa sawit, karet, cengkeh. Kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh kenaikan indeks kelompok IKRT sebesar 0,03 persen dan kenaikan indeks kelompok BPPBM sebesar 0,57 persen.
HargaTBS Sawit Sumel Periode II-Desember 2021 Turun Jadi Rp 3.257,69/Kg. Dok. InfoSAWIT. InfoSAWIT, PALEMBANG - Merujuk hasil dari Tim Penetapan Harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), periode II-Desember 2021, ditetapkan pada 17 Desember 2021 telah menyepakati sawit umur 10 - 20 tahun turun Rp 78,83 /Kg
- Harga tandan buah segar TBS kelapa sawit di Kalimantan Barat Kalbar pada periode I Juli 2022 berdasarkan hasil tim penetapan harga provinsi, tercatat tertinggi pada umur 10-20 tahun. Yakni Rp kg dan terendah umur 3 tahun Rp Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kadisbunak Kalbar Muhammad Munsif belum lama ini. Ia mengatakan, harga sawit di Kalbar saat ini masih rendah. “Harga sawit saat ini masih rendah. Faktornya, arus ekspor masih belum lancar dan butuh waktu. Semoga ekspor lancar sehingga aktivitas dan geliat ekonomi komoditas sawit dari sisi harga membaik,” ujarnya, melansir dari Sabtu 16/7/2022. Ia menjelaskan, dengan kondisi belum lancarnya ekspor juga berpengaruh pada pembelian TBS oleh pabrik kelapa sawit PKS. PKS akan mengurangi pembelian karena tangki CPO penuh. Baca JugaEkspor Juni 2022 Melesat 40,68 Persen Berkat Komoditas Sawit “Arus ekspor belum lancar sehingga tangki penuh. Dengan tangki penuh, maka pembelian akan lebih sedikit dari PKS,” ucapnya. Sebelumnya, PKS yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia GAPKI Cabang Kalbar berkomitmen untuk tetap membeli TBS sawit milik mitranya. Bahkan, sesuai penetapan pemerintah. “Saat ini, PKS anggota Gapki Kalbar masih tetap membeli TBS sawit dari kebun mitra dengan harga sesuai keputusan penerapan harga,” kata Ketua GAPKI Kalbar Purwati Munawir. Terkait permintaan harga TBS sawit Rp disampaikan oleh pemerintah secara lisan pada rapat 24 Juni 2022 lalu. Khususnya, kepada perusahaan sawit besar. Di mana pada saat itu, harga CPO dalam negeri yaitu harga tender KPB masih di atas Rp 8 ribu/kg. Sehingga, beberapa perwakilan grup besar menyampaikan kesanggupannya dan telah dilaksanakan di lapangan. Baca JugaHarga Sawit Makin Amblas di Bawah Petani Makin Tak Menentu Hidup Kami “Namun, saat ini harga lelang KPB yang menjadi acuan dalam penetapan harga TBS sawit terus menurun. Harga lelang CPO tanggal 6 Juni 2022 hanya sekitar Dengan harga CPO tersebut, tentunya tidak memungkinkan harga TBS ditetapkan sebesar untuk keberlanjutan investasi industri sawit,” pungkasnya.
Sebagaikomoditas yang memiliki peran strategis dalam memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional, maupun Kalimantan Barat, maka luas perkebunan kelapa sawit di kalimantan barat saat ini sudah menembus angka 1,7 juta ha dengan produksi mencapai 3,4 juta ton atau tingkat produktivitas 2,6 ton/tahun (data Dinas Perkebunan Prov. Kalbar tahun 2018).Pontianak ANTARA - Harga Tanda Buah Segar TBS sawit di Kalbar untuk periode II Maret 2022 berdasarkan hasil penetapan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar mencatatkan harga tertinggi yakni untuk umur 10 - 20 tahun sudah mencapai per kilogram . "Harga sawit terus mengalami tren kenaikan dan untuk periode II Maret 2022 ini merupakan rekor tertinggi untuk TBS sawit dan produk lainnya. Sejak tahun lalu dan awal 2022 ini harga TBS sawit paling tinggi di angka per kilogram dan kini sudah tembus per kilogram ," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, Muhammad Munsif, Sabtu. Ia menambahkan untuk harga CPO atau minyak mentah sawit sendiri periode II Maret 2022 juga tembus di angka per kilogram. Periode I Maret 2020 sebelumnya hanya per kilogram. "Untuk inti sawit atau PKO juga naik di mana periode sebelumnya Rp12,727,14 dan periode periode II Maret 2022 sudah mencapai per kilogram. Kenaikan harga sawit dipengaruhi beberapa faktor di antara permintaan dalam dan luar negeri meningkat dan jumlah produksi," jelas dia. Sementara itu,Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat Aspekpir Kalbar, YS Marjintan mengatakan bahwa dengan harga sawit naik maka petani semakin bergairah dan pendapatan meningkat. Hal itu mendorong kesejahteraan petani. "Harga yang naik dan terus bertahan dengan harga sesuai harapan petani. Harga naik petani jadi semangat dan bisa meningkatkan kesejahteraan petani tentunya," kata dia. Ia menambahkan, bahkan dengan harga semakin baik minat untuk budidaya semakin meningkat pula baik yang ikut dalam program PSR yang dicanangkan pemerintah maupun secara swadaya. Hal itu terbukti meningkatnya permintaan bibit siap edar. "Namun satu hal yang perlu perhatian pemerintah yaitu pada satu sisi harga sawit tinggi namun di sisi lainnya harga pupuk dan serta herbisida naik juga. Hal itu menjadi biaya produksi meningkat," papar dia. SRHl5MH.